Breaking News

Sabtu, 09 Mei 2015

PAHLAWAN MUKMIN

PAHLAWAN MUKMIN



Ketika Chairil Anwar belum bisa mempehitungkan arti 4-5 ribu nyawa dengan sajaknya “ .....,belum apa apa kami sudah beri kami punya jiwa kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa.... “ atau ketika Sayyid Quthub mengernyitkan kening kepada mereka yang meninggalkan singgasana jihad, “kau mulai jemu berjuang, lalu kau tinggalkan senjata dari bahumu?” adakah di setiap benak kita mempertanyakan keberadaan diri, ketika hati kecil membisikkan kerinduan akan kehadiran sosok pahlawan, sosok pejuang pengibar panji islam, sosok pemberani yang mampu taklukkan kemenangan, menebarkan potensi-potensi diri yang tersembunyi dan menanam bibit-bibit kejayaan, kejayaan yang dijanjikan oleh Allah SWT. Kejayaan dengan berdiri kokohnya iman sebagai jantung dari ukhuwah, kejayaan dengan akhlak sebagai cerminan Al-Qur’an dan Hadist, dan kejayaan dengan lahirnya para dakwatunah, pejuang di jalan Allah, dan para pemimpin tangguh.

Itulah bisikan hati Anwar dan Sayyid Quthub, sebuah ungkapan kerinduan akan sosok pahlawan yang mulai mengering keberadaannya. Di saat  tak ada lagi pedang yang mampu terhunus segagah pedang Khalid bin Walid, disaat tidak ada lagi strategi terhebat dari strategi Muhammad Al-Fatih ketika menaklukkankota Heraklius atau Konstantinopel, dan di saat tidak ada lagi perkataan yang lebih besar pengaruhnya dari perkataan Mus’ab bin Umair ketika menjadi duta pertama kali dalam sejarah umat Islam.

Saat ini, bisikan kerinduan itu semakin terasa sampai ke dada para mukmin, menguras segala pikiran dan jiwa bagi mereka yang peka akan kerinduan itu. Merapatkan jalan untuk berjuang di jalan Allah, sosok pahlawan masa kini, yang siap menghunuskan pedang, menebas leher para musuh islam dalam sekali tebas,yang dengan waktunya ia manfaatkan untuk berstrategi, dalam kesalahanya ia segera bertaubat dan mengambil ibrah, dalam dakwahnya ia lantunkan zikir kepada Allah SWT. Itulah sosok pahlawan masa kini, sosok pahlawan mukmin yang berjuang dengan jiwa, waktu, tenaga, dan pikrannya sebab mereka sadar, mereka tahu, kalau ada kekuatan besar yang tak kasat mata menyerang Umat islam, mengajarkan kehinaan dan kesesatan pada umat saat ini. Tidak ada jalan lain, jihad adalah satu-satunya jalan dan hanya orang-orang terpilih yang mampu lakukan itu. Merekalah Para pahlawan Mukmin.

Lantas pahlawan mukmin seprti apa yang siap menancap bendera kamenangan Islam? Pahlawan mukmin seperti apa yang dirindukan oleh peradaban saat ini? Yaa, Islam membutuhkan sosok pedang Allah yang terhunus Khalid bin walid, sebab ia mampu mengenal setiap detail peristiwa dan tempat yang pernah ia pijaki, apapun itu semua akan membantunya dalam berjihad, adapun sosok Muhammad Al-Fatih, pemimpin dan pemilik pasukan  terkuat dan tertangguh di dunia yang  menaklukkan Konstantinopel sesuai ramalan Rasulullah SAW 800 tahun lalu, bahkan sebelum Al-Fatih dilahirkan. Semenjak ia mendengarkan dari ayahnya tentang ucapan Rasulullah SAW  800 tahun yang lalu,ia segera mempersiapkan diri dan strategi, tapi bukan dengan latihan pedang, atau tempur yang dipersiapkannya, ia mempersiapkan diri dengan sholat, hafalan,puasa,sedekah, dan pengaplikasian ibadah lain yang dijalankan secara konsisten. Degan kata lain pahlawan mukmin adalah cerminan daari Muhammad Al-Fatih. Adapun Mus’ab bin Umair, dengan kelembutan tutur kata dan kemampuan dialognya ia sukses menancapkan keimanan dalam dada para penduduk Madinah kala itu, sosok yang pertama kali mendakwahkan islam di luar Mekah atas perintah Rasulullah SAW.

Demikianlah sosok para pahlawan, yang wanginya dinanti semerbak kesturi, sosoknya setangguh Khalid bin Walid, seamanah Ali bin Abu Thalib, selihai Mus’ab bin Umair, setaat Muhammad Al-Fatih the Conqueror, dan seberani Umar bin Khattab. Itulah yang dibutuhkan Islam saat ini, demi sebuah kejayaan umat.mereka akan terus berlari dalam satu barisan rapat, merlepas diri untuk menyebar lalu mereka akan kembali bersatu dalam satu barisaan besar, satu barisan kokoh, satu barisan yang akan membuat para musuh menelan ludah. Salah satu pahlawan mukmin yang tersisa, mereka akan sadar dari persembunyiannya, mereka akan tampil di permukaan dalam kekuatan maha dahsyat. Itulah anda, saya, kami, dan semua para pejuang di jalan Allah. Kemenangan menanti kita saudaraku.


2011, December 17-- Kader Al-Fityan--
Read more ...

Namaku KAMMI

Namaku KAMMI



Gejolak negeri yang kaya raya dan berlimpah alam merata, di balik lumbung-lumbung padi berisi dan kuning keemasan, di balik rentetan pohon cengkeh yang mewangi , di balik bulir embun yang menempel pada pucuk-pukuc tek hijau, di balik berlimpah ruah emas dalam kerak yang menganga, di balik hamparan sawah melikus petak-petak kesejahteraan, di balik tinggi dan suburnya hutan hujan tropis yang menyejukkan bumi, di balik keindahan koral, ikan-ikan dan mutiara mulia yang terjaga dengan penuh kesetiaan, di balik gedung-gedung yang tajam menantang langit, di balik jalan-jalan teratur dilengkapai penerangan. Kata mereka negeriku adalah surga dunia. Di balik itu semua, Aku dapatai negeriku sebagai negeri yang aneh, aku dapati negeriku yang instan ini, tak lebih dari sebungkus indomie yang dimasaka secara Cuma-Cuma. Ya inilah negeriku kawan “Negeri instan yang kaya raya!” seperti itulah yang ingin aku katakan kepada para peneliti asing itu, orang-orang yang tercengang melihat kaya dan luar biasanya negeriku ini, orang-orang yang tercekat melihat pesatnya pembangunan gedung tinggi dan jalan teratur, orang-orang yang masih terkejut dan hanya mampu bergumam, karena mereka datang untuk meneliti negeri ini negeri penuh tipu dan muslihat, nampak kaya dan damai sejahtera tapi  juga sebagai lahan krisis moneter, lahan para borjuis memamah nasi hasil korupsi, lahan para penguasa menarik kawan sejewat untuk duduk bersantai sebagai wakil rakyat. Lahan kemiskinan, kesenjangan, dan kesusahaan. 


28- Maret-1998  “Aku adalah KAMMI”
Aku terlahir dari momentum yang medadak , terbentuk dari tangan orang-orang yang mulai tersadar, tersebut dalam teriakan yang rindu keadilan. Era Reformasi!! Di balik dinding dan hijab mesjid itu tercipta asa yang menggelora, jiwa yang mengmuk untuk turun berjuang, ya!! Bisikan itu membuat langkah-langkah mereka para pelakon dakwah sampai ke momentum yang menyejarah, bisikan itu pula yang membuat setiap detik pergerakan sangat berarti untuk diperjuangkan.
Detik-detik itu telah tiba, tepat di ujung kota Malang, di dalam gedung salah satu instansi pendidikan, ratusan dari mereka yang tersengat bisikan itu berkumpul untuk satu tujuan, meski terpisahkan jarak antar pulau dan lautan, meski terbagi dalam berbagai perbedaan budaya dan ras, tapi kesamaan rasa itu telah mengantar langkah mereka para pemuda dan pemudi bangsa untuk maju berjuang dalah satu barisan kokoh yang kuat.
Dan Aku pun diproklamirkan, sebagai satu wadah yang mengikat aksi para pemuda dan Mahasiswa Muslim Indonesia. Dengan satu alasan aku dibentuk oleh tangan para pemuda itu, REFORMASI !! kemudian Semuanya di mulai, titik-titik keringat mulai bercecer, teriakan kekecewaan mulai bergaung keras, para Mahasiswa pelakon agen of change telah keluar dari persembunyiannya. Dan Aku mulai muncul di permukaan. Mereka mulai menyebut-nyebut namaku  Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)
Mei- 1998
Ratusan polisi mengitari lapangan senayan, lengkap dengan persenjataan dan kesiapan jikalau terjadi pertikaian dan kekacauan. Lalu puluh ribuan pemuda tirun ke jalan, memenuhi lapangan senayan dengan bendera perjuangan. “LAUTAN JILBAB PUTIH MENGEPUNG SENAYAN” kemudian wajah dunia berbalik pada satu titik, setiap pasang mata tertuju pada tempat itu, lauan jilbab putih itu telah sukses mencuri perhatian dunia, masyarakat, bahkan Allah.
Dari lapangan itu, para penyeru pembebasan dan perubahan menajamkan suaranya, mulcullah para tokoh-tokoh reformasi, para wajah-wajah pembaharu,  para revolusioner muda yang idealis dan penuh harapan. Lalu setiap mata dan perhatian tertuju pada lautan jilbab putih itu. Siapa yang tidak cemas dengan  aksi yang paling besar yang pernah terjadi di negeri ini, siapa yang tidak risau akan kekacauan yang diperkirakan akan mengguncang Ibu kota negeri ini, siapa yang tidak takut Indonesia akan kehilangan rupa kedamaiannya, disebabkan Lautan Jilbab putih yang mengepung senanyan itu. Dan sejarah membuktikan, tidak ada aksi saparatis pada momentum pergerakan itu, cahaya keeemasan matahari menyilau dengan hangat, penyampaian perjuangan itu berakhir dengan kedamaian dan ketertiban. Perjuangan itu telah melahirkan sosok-sosok pemimpin yang peka dalam segala kondisi, pergekan itu telah melahirkan para pemerhati dan pembela keadaan bangsa, aksi itu telah memunculkan harapan kalau perbaikan dapat segra diusung oleh para Mahasiswa sebagai tonggak reformasi.
Momentum itu cukup singkat, namun telah memperkenalkan nama KAMMI di mata dunia, memperkenalkan di mata orang-orang kalau para pejuang di jalan Allah adalah orang-orang yang tak bisa tinggal diam menyaksikan keterpurukan di sekitarnya. Mereka para pemuda, para pelakon-pelakon tarbiyah, telah turun dalam satu pergerakan dan merangkul siapa saja yang mempunyai misi yang sama dalam perjuangan di Era Reformasi saat ini.
Orde beru telah runtuh sejak saat itu, namun masih menyisakan bibit-bibit kenakalan dalam mental beberapa pemimpin di negeri ini. Reformasi bukanlah akhir dari perjuangan mereka para Agen of Change, tetapi reformasi adalah awal dari sebuah perjuangan besar, perjangan yang akan menentukan nasib bangsa yang akan datang.
Itulah alasan mengapa KAMMI harus tetap menancapkan benderanya di negeri ini, sebab kemenangan islam adalah jiwa perjuangan KAMMI, kebatilan adalah musuh abadi KAMMI, solusi Islam adalah tawaran KAMMI, perbaikan adalah tradisi perjuangan KAMMI, kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI, dan persaudaraan adalah watak Muamalah KAMMI.
Read more ...

Menyelaraskan Empat Hal : Wujud Persiapan Generasi Pemimpin

Menyelaraskan Empat Hal : Wujud Persiapan Generasi Pemimpin
 Oleh: M. Muinul Haq

http://blog.umy.ac.id/fatiamahdi/files/2012/10/Nasionalisme-230x300.png

Indonesia adalah Negara berkembang dengan intensitas produksi sumber daya manusianya yang tinggi. Pola berkelanjutan diadopsi agar tercetak SDM yang wawasannya mengakar. Namun dalam praktiknya masih terdapat beberapa celah besar dalam pola pendidikan ini, sebagai salah satu aspek yang mendukung kesiapan generasi masa depan dalam memimpin bangsa ini. Sistem saat ini terpola sedemikian rupa seakan nampak mendikte anak didik untuk bersikap manja dan tak berorientasi ke masa depan. Ini dapat dibuktikan hanya dengan melihat dua hal, yakni  kurangnya kemauan anak didik untuk memenuhi hak intelektualnya sendiri sehingga berdampak ke hal yang kedua yakni rendahnya tingkat kreatifitas generasi hari ini. Sikap menjauhi buku, intraksi sosial yang menurun, larut dalam gadget, tak terbesit kemauan menulis, minat belajar minim, dan sikap lainnya yang serupa dengan hal-hal tersebut menjadi indentitas mayoritas generasi bangsa saat ini. Akibatnya kita dapatkan tingkat kreatifitas yang sama rendahnya, kurangnya inovasi dan terobosan-terobosan lalu minimnya prestasi dari sekian juta anak didik yang mengenyam bangku pendidikan.
Maka dalam hal ini perlu ada penekanan sekaligus pembimbingan dari tenaga pendidik, orang tua, pemerhati, dan cedekia akan solusi konkret sekaligus sebagai agenda persiapan generasi pemimpin yang cemerlang. Setidaknya ada empat hal yang perlu diselaraskan dan menjadi acuan bagi persiapan generasi pemimpin untuk tampil menjadi seorang ideolog atau pemikir di masanya. Empat hal ini saling terkait dan saling bersinggungan. Ketika satu melemah, maka yang lain akan ikut melemah. Maka perlu penyelarasan dalam penggemblengannya kepada calon generasi pemimpin.
1.    Menjadi kutu buku
United Nations Eduacational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) merilis hasil penelitiannya terhadap minat baca orang Indonesia tahun 2011 lalu, hasilnya didapatkan bahwa indeks baca masyarakat hanya 0,001 yang berarti bahwa dari seribu penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi. Dari hasil penelitian ini kita menyadari bahwa seiring teknologi merambah masuk ke Negara ini, disertai kemudahan-kemudahan mengakses sumber ilmu dan informasi yang luas, sangat berkebalikan dengan minat baca masyarakat yang sangat rendah. Ketersediaan buku-buku bacaan yang memadai, dibangunnya perpustakaan-perpustakaan, sampai ide perpustakaan keliling terealisasi tidak membangkitkan minat baca generasi muda. Maka hal ini menjadi sesuatu yang urgen dan perlu dibangun sejak dini dalam diri setiap anak didik. Menjadi seorang kutu buku tidak seseram kutu gadge, dari bukulah masyarakat akan mulai menyadari bahwa dari lembaran-lembaran yang dibukanya ternyata memang seakan-akan mereka sedang membuka jendela dunia ini. Maka dari hal pertama inilah kita memulai menyiapkan generasi kutu buku yang kelak jadi pemimpin masa depan yang berpikir dan bertindak tidak dengan seenak hatinya. Namun dari telaah mendalam terhadap pengetahuannya dari intensitas baca yang tinggi dan dari pengalamannya dalam masyarakat.
2.    Pendengar yang baik
Selaras dengan minat baca yang tinggi, aspek kedua yang perlu ditanamkan adalah menjadi pendengar yang baik. Diam dan mendengarkan menjadikan kita banyak menelusuri ragam pembicaraan. Kebiasaan mendengarkan biasanya diidentikkan dengan rasa kepedulian yang tinggi. Bahwa dengan mendengarkan perkataan orang lain rasa simpati menjadi sangat kental sehingga lawan interaksi menjadi nyaman dan merasa dipedulikan. Maka setelah kebiasaan membaca sudah menjadi kebudayaan dan hal yang urgen di dalam pribadi generasi-generasi pemimpin, hal yang selanjutnya menjadi asupan adalah gemar mendengarkan. Menjadi pendengar yang baik adalah salah satu sumber informasi dan pengetahuan yang efektif, dari manapun sumber suaranya asal dapat diolah dengan baik akan menjadi bekal yang penting selain dari segi penumbuhan kepedulian juga sebagai pemenuhan hak intelektual di luar dari sumber buku.
3.    Menulis sesuatu
Berangkat dari dua sumber pemenuhan hal intelektual yakni membaca dan mendengarkan tadi kita melangkah ke aspek ketiga atau hal ketiga yang harus ditanamkan pada generasi muda sebagai tahap persiapan kepemimpinan di masa mendatang yakni gemar menulis. Dengan menulis, kreatifitas generasi muda secara perlahan diasah dan ditumbuhkan. Lewat hal inilah akan lahir pemikiran-pemikiran cemerlang dari buah tangan pemikiran generasi yang tentu lahir dari dua aspek pertama tadi yakni membaca dan mendengarkan. Menulis dikatakan sebagai pengikat ilmu dan sebuah karya yang tinggal dari sejarah. Maka penumbuhan minat menulis menjadi sangat urgen setelah dua hal di atas.
4.    Berbicara di depan publik
          Tampil berbicara di depan umum menjadi hal terakhir dari empat hal yang perlu diselaraskan guna menunjang kesiapan generasi mendatang sebagai pemimpin yang ulung. Menjadi aspek terakhir setelah membaca, mendengarkan dan menulis disebabkan karena bekal atau bahan pembicaraan. Untuk bias berbicara dengan baik haruslah dengan terlebih dahulu membaca bacaan yang baik, mendengarkan perkataan yang baik lalu menyusunnya dalam tulisan yang baik. Sehingga lahirlah topic pembicaraan yang baik. Hal terakhir ini menjadi output penyaluran kebaikan kepada khalayak ramai. Buah dari perjalanan tiga hal sebelumnya. Hal inilah menjadi pelengkap empat hal yang perlu diselaraskan sebagai bahan pembekalan generasi pemimpin masa depan.
            Empat hal ini menjadi wujud konkret dalam menyiapkan generasi muda yang handal dalam memimpin di masa mendatang. Semuanya berkaitan dan saling menyokong. Untuk dapat menulis yang baik engkau harus membaca banyak buku yang baik. Untuk dapat menasehati atau berkata dengan baik engkau butuh untuk mendengarkan keluhan-keluhan dari permasalahan orang-orang dan perkataan-perkataan baik. Untuk itu mari sama-sama memperhatikan empat hal ini, menjadikannya sebagai bekal untuk mempersiapkan generasi pemimpin masa depan. 
Sumber: www.senjaesok.blogspot.com
Read more ...

Kamis, 09 April 2015

Free Download Ebook Mantuba Kader KAMMI


Bismillah . .
Kami dari Depertemen Kaderisasi KAMMI Komisariat Politeknik Negeri Ujung Pandang mengajak seluruh kader untuk kembali menghidupkan semangat baca. Sebab apa yang kita baca menentukan siapa diri kita sesungguhnya. Lantas jika tak membaca akan seperti apa kita?
Maka dari itu silakan dibuka link download ebooknya lalu mulai membaca :)

Read more ...

Senin, 30 Maret 2015

TUJUH BELAS TAHUN KAU DAN AKU

 
 
Tahukah kau..
Saat bangsa ini tersengat jilatan otoriter kau lahir bak bayi yang menarik banyak hati. Tangismu wakili lara yang telah lama terpendam dan senyummu getarkan jiwa yang terpenjara jeruji tiran.

Kini kau beranjak belia, bagai remaja yang mulai berkawan, menarik perhatian alam. Tujuh belas tahun sudah kau gaungkan rintih ketidakadilan, lakoni mimpi kebangsaan para pendahuluku tentang nyanyian kesejahteraan.Orde baru kau tumbangkan, bisa penguasa kau netralkan dengan kritis yang termaktub bersama orasi kemerdekaan.

Tahukah kau..
Kala itu aku belum mengenalmu. Pula tak tertarik menjadi penggerakmu. Tidak... saat itu aku sebatas tubuh yang masih terlena oleh euforia duniawi. Pemuda yang masih buta politik, budak keserakahan dunia yang terasa nikmat dibumbui sikap pasif dan individualis.

Namun tiba waktunya aku harus bangkit dari candu manusia bernyali kerdil. Aku harus bebas dari jerat dan kelam kemunafikan. Demi tanah air yang kini kupijak. Sebab kutahu... Segala bisu dan butaku akan menjadi luka yang menganga, luka bangsa yang tersabit berabad-abad.

Tahukah kau..
Bagaimana sampai narkoba menembus pelataran sel hingga gedung putih?
Bagaimana sampai eksekutif terhormat dan dewan terhormat bersumpah sampah di singgasananya?
Bagaimana sampai hukum sana dan sini saling menikam meracuni?
Bagaimana sampai wabah terorisme lunturkan damai negeri ini?

Tahukah kau..
Mengapa penguasa bungkam terseret percaturan kerakusan global?
Mengapa penguasa berlindung di balik ketiak mafia kelas kakap?
Mengapa hendak mereka timpakkan sampah negara rusak di tanah air tercinta?
Mengapa bibit generasi terusakkan gambar seronok dan tontonan tak bermoral?

Tahukah kau..
Bahwa mereka menghendaki negara kita kian terpuruk dalam pusaran kehinaan?

Tapi nyaliku masih berkobar seirama desir laut yang membuas. Serpih harapan itu akan tergadaikan oleh kenyataan yang terselesaikan. Di usia tujuh belas tahun ini taringmu masih menyilaukan asa. Asa yang sedari dulu diperjuangkan para pejuang bangsa.

Darimu aku belajar bagaimana cara memikirkan nasib bangsa, cara menjadi pemimpin yang tak haus kekuasaan, cara menyuarakan kesenjangan yang terencanakan.

Darimu aku bertumbuh menjadi insan yang dewasa, menguliti segala kepalsuan penguasa, siapkan pundak bagi mereka yang kesusahan.

Tujuh belas tahunmu menjadi perekat bagi pemuda yang masih miliki nurani.
Tujuh belas tahunmu sembuhkan titik-titik luka rakyat yang melarat
Tujuh belas tahunmu menjadi incaran pemilik modal yang tak mengenal adab
Tujuh belas tahunmu hanya Allah yang kau takutkan

Dan tumpukan tugas kita kian bertambah, demi rangka kebangkitan di atas imperium kebenaran. Sebuah rekayasa yang telah Allah rancang, agar kelak Indonesia kian sholeh dan sejahtera..
Dan rentetan tugas kita kian memanjang, dari rakyat jelata hingga pemimpin yang serakah, dari ujung sabang hingga tepian merauke. Membentang harap ratus juta nyawa. Menggelantung di bawah pundak kerja dan kesungguhan.

Dan sampai saat ini tugas kita amatlah banyak kawan..
Bahwa kita butuhkan lebih banyak pikir Indonesia yang cemerlang
Bahwa kita butuhkan lebih banyak tenaga Indonesia yang perkasa
Bahwa kita butuhkan lebih banyak senyum Indonesia yang berkasih sayang

Kita adalah Indonesia yang bergotong-royong dalam kesejahteraan dan berkasih sayang dalam perbedaan.
Aku dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia adalah satu yang nyata

INDONESIA !!!
Kita bergerak untuk kebangkitan Indonesia !!!
Bila jejak reformasi terukir bersama deret waktu yang menggebu, dalam satuan ruang yang kian menua dan bersamai rambut kian beruban.
Mungkinkah.. mungkinkah.. sejarah abadikan kita dalam sebingkai sketsa kepahlawanan atau cukup nama kita abadi di atas nisan saja?

Kawan.. di hadapan Tuhan kelak, apa yang akan kita pertanggungjawabkan?

(Oleh : Arnindi Nur)

Read more ...

Antara Jalan & Politik

      

    Jika ingin flashback ke masa pra kemerdekaan, kita akan menemukan bahwa hanya mereka yang melek POLITIK yang kemudian tergerak hatinya untuk memperjuangkan nasib bangsa ini, berpikir akan masa depan anak-anak bangsa, dan dengan pemikiran bahwa inlander dan nederlander itu egaliter, sederajat. Bahwa emprialisme adalah kekejaman yang tak bisa didiami, bahwa jika tak melawan hari ini lalu kapan akan merdeka. Mereka kemudian gencar berdiplomasi, berpolitik dengan gigihnya, menebarkan candu haus kemerdekaan, mengisi hari dengan konsolidasi, hingga prakarsa membebaskan negeri dari belenggu kekejaman penjajah menggaung. Sebagai bagian dari jihad da'i, santri dan rakyat Hindia Belanda, Indonesia. Tak peduli dengan mereka yang bertahan dalam diam, BUTA POLITIK PERMANEN. Bersembunyi di bawah ketiak penjajah. Atau kaum ningrat yang bersekongkol, meneguk nikmatnya imprealisme atas kaum kumalnya. Mereka semua sama, tak pernah terbesit dalam hatinya untuk ikut berbuat untuk bangsa.

Lalu bagaimana dengan sekarang?

       Politik "Belas Kasih" membawa Jokowi duduk gagah di singgasananya, mewah memang, namun blow up media maestream tetap saja mewajahkan sosoknya yang sederhana, merakyat dan bersahaja. Bahkan JK berani melupakan prinsip daerahnya lalu menjilat ludahnya sendiri demi menemani sang Presiden. Dan rakyat hanya bisa menelan lamat-lamat ludahnya. Pahit. Sakit. Tertipu.
Miris memang. Baru satu semester berkiprah, minim karya penuh rapor merah. Mendikte rakyat lewat kebijakan-kebijakan menyesakkan. Mengawali karir dengan "Kartu Sakti Mandraguna" seakan semua masalah akan sirna dengan mengelurkan kartu dari dompet. Simsalabim. Lalu naik turunnya harga BBM seperti kembang-kempisnya perut cukong. Berbeda dengan harga sembako yang ikut naik, lalu bertahan jika BBM turun. Ongkos transportasi yang menyesakkan pelajar. Pahit. Masih ada? Tentu. Tarif Dasar Listrik menyengat kondisi ekonomi awal bulan rakyat. Harga LPG meledakkan pikiran rakyat. "Pasak lebih besar dari tiang". Semuanya tidak lagi bisa dia jawab dengan kalimat "Bukan Urusan Saya". Lalu tentang aset negeri, utang negeri yang terus bertambah, penguasaan asing atas SDA negeri, rupiah melemah, pengedar yang sayang-sayang, koruptor yang dilenakan, rakyat yang dikorbankan. Revolusi Mental Cukong Asing.

      Lalu kini??? Kemana perginya suara-suara lantang?? Yang mengeraskan suara mendobrak rezim diktator sebelumnya??

      Kemana perginya mahasiswa-mahasiwa dengan idealismenya?? Yang giat berdiskusi akan nasib bangsa ini?? Apakah ikut membisu.
Jalanan hanya macet dengan sesaknya kendaraan, di dalamnya orang-orang mengomel manis, mencemooh kebijakan-kebijakan sang Presiden. BBM naiklah, LPG naik, harga sembako naik, dollar menguat, utang menumpuk, dan omelan-omelan sinis lainnya.
Sebagian penumpang lain ikut mengomel, kemana perginya mahasiswa?? Ke mana perginya aktivis-aktivis kampus?? Yang membuat kita gerah kepanasan, bercucur keringat, membuat macet perjalanan kita pulang kantor. Meneriakkan semangat pendobrakan rezim yang zalim. Menyuarakan nasib rakyat yang tertercekik.

    Lalu apalagi yang ditunggu? Mari tumpah-ruah ke jalan!!!

-M. Muinul Haq (Kadep Kaderisasi KAMMI Politeknik Negeri Ujung Pandang)
Read more ...

Finlandia dengan sistem pendidikan terbaik

      

      Finlandia- Mengejutkan. Ternyata negara yang paling oke tata kelola pendidikannya bukanlah Amerika Serikat, Jepang atau Jerman. Akan tetapi, kiblat pendidikan dunia saat ini mengarah ke negara Finlandia.
Amerika Serikat sendiri berada jauh dibawah level Finlandia, tepatnya di urutan ke-17. Lalu, dimana daya tariknya sistem pendidikan di Finlandia dengan negara-negara lainnya khususnya Indonesia? Jawabannya adalah di kemandirian siswa dan gurunya.
Di Finlandia kemandirian dalam mengikuti proses belajar mengajar itu tidak hanya dinikmati oleh guru-gurunya yang begitu dihormati tetapi juga ditularkan kepada para pelajar melalui berbagai kesempatan-kesempatan penting.
Salah satunya dimana setiap pelajar diberi otonomi khusus untuk menentukan jadwal ujiannya untuk mata pelajaran yang menurutnya sudah dia kuasai.
Sistem inilah yang dipertahankan oleh Finlandia hingga akhirnya berhasil mengantarkan negara ini berada pada posisi puncak sebagai negara yang paling berhasil mengelola pendidikan nasionalnya.
Fantastiknya, dalam evaluasi belajar, angka ketidak lulusan secara nasional tidak pernah melebihi 2 persen pertahunnya. Finlandia juga tidak mengenal istilah ujian semester apalagi ujian nasional layaknya ditanah air.
Evaluasi belajar secara nasional dilakukan tanpa ada intervensi pemerintah sekali pun. Karena setiap sekolah bahkan guru berkuasa penuh untuk menyusun kurikulumnya sendiri.
Jadi jangan pernah berhayal bahwa guru-guru di Finlandia disibukkan untuk mengejar terget-target tertentu karena di negeri ini guru selalu menyesuaikan bahan ajarnya dengan kebutuhan setiap pelajar.
Jadi, di Finlandia siapa pun presidennya dan menteri pendidikannya tidak akan berpengaruh signifikan terhadap masa depan pendidikan. Karena fungsi pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan adalah dukungan finansial dan legalitas.
Mau bagaimana caranya, maka gurulah yang berwewenang atas itu karena guru dipandang sebagai sosok yang paling mengerti mau dimana wajah pendidikan Finlandia dibawa dimasa yang akan datang.
Sistem ini telah berdampak positif kepada pola cara mengajar guru yang tidak terlalu dipusingkan oleh hiruk pikuknya politik nasional negaranya.
Keseriusan negara Finlandia menyokong keberhasilan pendidikan nasionalnya dibuktikan dengan diterapkannya kebijakan gratis sekolah 12 tahun. Kerenkan?
Guru-guru Finlandia adalah lulusan terbaik setiap perguruan tinggi dan mereka harus masuk dalam kelompok 10 besar lulusan terbaik. Jika tidak, jangan pernah bermimpi jadi guru di negeri ini.
Itulah sebabnya guru-guru di Finlandia betul-betul berdedikasi tinggi. Gajinya besar dong? Tidak. Guru-guru Finlandia justru digaji dengan gaji secukupnya bahkan bisa dikatakan kurang memadai.
Tetapi gurunya begitu menikmati profesinya hal ini karena mayoritas masyarakat Finlandia begitu menghormati dan menghargai profesi seorang guru.
Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran!
Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia.

Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK!
Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia.
Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.
Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses.
Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.
Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.
Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.
Ditanah air Indonesia, sebenarnya sistem pendidikan Finlandia telah terterapkan sejak tahun 1961 melalui wadah gerakan pramuka. Apa yang berlaku di Finlandia jelas-jelas merupakan sistem pendidikan yang berlalu di gerakan pramuka.
Dimana setiap kecakapan dan keterampilan dibidang tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota pramuka, bila sudah merasa mampu bisa mengusulkan diri untuk di uji.
Disamping itu, setiap 32 orang anggota pramuka dibina oleh 3 orang pembina secara terus menerus. Akan tetapi sistem pendidikan kepanduan ditanah air ini tidak mendapat respon yang positif ditanah air.
Buktinya kendati berhasil melahirkan kader-kader bangsa yang mandiri, negara ternyata tidak berani mengalokasikan dana BOS yang ada pada setiap sekolah untuk sepersekian persen wajib dipergunakan untuk mengelola gerakan pramuka di gugus depan.
Pendidikan nasional kita yang masih sarat dengan kepentingan politik kepala daerah menjadikan potret pendidikan begitu semraut. Pelaksanaan UN yang jelas lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya selalu dipertahankan untuk alasan yang tidak jelas.
Bahkan ironisnya lagi, UN telah mengajarkan bangsa ini bagaimana berlaku curang dan menipu. Gilanya lagi peserta UN dikawal dan diamati setiap detik melalui layar CCTV.
Seperti teroriskan. Cara-cara gila ini begitu dibangga-banggakan oleh pemerintah bahkan institusi pendidikan sendiri. Padahal metode ini punya dampak physicologi bagi para pelajar dimana UN benar-benar menjadi beban berat.
Jadi jangan heran bila di Nias pada hari pertama UN ada siswa yang meninggal dunia begitu menerima lembar soal ujian.
Finlandia tidak pernah membebani muridnya untuk hal-hal yang kurang bermutu atau mengurangi ke-kreativitasan seorang anak setelah meninggalkan rumah sekolah.
Maka, tugas tugas (PR), les tambahan dan bimbingan ini dan itu nyaris tidak pernah ada di Finlandia. Bagaimana dengan tanah air? Tekanan yang begitu berat sangat terasa apalagi menjelang ujian nasional.
Setiap murid selalu diberi les tambahan yang berlebihan, pelajar di wajibkan mengikuti Tryout hampir tiap bulan dengan alasan untuk mengukur kemampuan siswa.
Dirumah disuguhi lagi dengan tugas-tugas berat bahkan ada lagi menu les tambahan yang ditawarkan padahal nuansa bisnisnya lebih terasa daripada urgensinya bagi peserta didik. Repot bukan?
Alhasil, pelajar tanah air lahir dan besar tanpa pernah mempergunakan otaknya untuk berkreativitas. Generasi muda pun besar penuh dengan tekanan. Jadi jangan heran, walaupun lulus UN 100 persen ternyata persentasi lulus SMPTN berbanding terbalik dengan kelulusan UN.
Inilah setidaknya potret pendidikan kita dewasa ini. Indonesia jatuh kepada tingkat kekhawatiran yang terlalu berlebihan. Alih-alih untuk mencerdaskan bangsa tetapi cara-cara yang dilakukan justru mengantarkan bangsa ini kelembah kehancuran.
Oleh karena itu kita perlu berbenah. Mengembalikan sistem pendidikan kezaman dahulu kala (seperti cerita orangtua kita) dimana setiap anak dan orangtua begitu menghormati guru perlu kita lakukan.
Guru harus diberi otoritas penuh untuk mengatur kurikulumnya sendiri. Setiap anak juga tidak dibebani dengan tugas ini dan itu. Bahkan birokrasi pendidikan kita yang berbelit-belit perlahan-lahan harus dikurangi.
Wajib belajar 12 tahun mutlak harus dilakukan tentunya dengan biaya gratis. Tidak hanya itu wajar 12 tahun itu harus dengan satu izajah saja yaitu izajah SMA.
Sedangkan untuk SD dan SMP tidak lagi mengeluarkan izajah mengingat tuntutan dunia kerja saat ini pun izajah dua jenjang pendidikan ini tidak begitu diperlukan.
Oleh karena itu, perpindahan dari tingkat SD ke SMP cukuplah dengan nilai rapor begitu juga dari SMP ke SMA.
Maka evaluasi belajar secara nasional hanya dilakukan dijenjang SMA ketika yang bersangkutan akan melanjut keperguruan tinggi atau merambah dunia kerja.
Menggratiskan pendidikan dinegara ini bukanlah hal yang mustahil. Bukankah 40 persen APBN kita mark-up dan 30 persennya dikorupsi.
Jadi andai pengelolaan keuangan negara kita ditata dengan baik maka tidak mustahil dimasa-masa yang akan datang biaya pendidikan kita yang saat ini ditampung 20 persen dalam APBN kedepannya akan meningkat menjadi 50 persen.
Bila sudah demikian, bukankah pendidikan kita sudah bisa digratiskan.
Beberapa hal yang mungkin bisa ditiru, dari sistem pendidikan yang ada di Finladia, diantaranya :


1. Anak Finlandia tidak memulai sekolah sampai usia mereka 7 Thn. ( Bandingkan dengan para orangtua di Indonesia justru bangga anaknya sekolah pada usia dibawah usia 7 tahun. bahkan dengan beben pembelajaran yang berat.)
2. Tidak di bebani Ujian dan PR, sampai menjelang usia mereka remaja.
3. Anak-anak tidak diukur sama sekali selama enam tahun pertama pendidikan mereka. ( Pada sistem pendidikan kita , Murid SD sampai stress karena sering ditakuti Pihak sekolah, dengan seabreg Ujian, Padahal terkadang anak sering tidak diajar ).
The children are not measured at all for the first six years of their education.
4. Hanya ada satu tes standar wajib di Finlandia, yang diambil ketika anak-anak berusia 16 Tahun. ( Bandingkan dengan sistem ujian ujian di SMP dan  SMA, Ditambah UN, bukan saja membuat Lembaga pendidikan tidak jujur, Anak hanya dihargai Otaknya saja, Minus bakat dan Minat,)
5. Tidak ada Kelas Unggulan,semua kemampuan berada pada kelas yang sama. Dan terbukti akhirnya RSBI /RSI di indonesia oleh MK dicabut keberadaanya, karena akan tercipta kasta kasta baru dalam dunia pendidikan.

6.Finlandia menghabiskan sekitar 30 persen lebih untuk biaya pendidikan  per siswa mengungguli  Amerika Serikat.
7.  30 persen anak-anak menerima bantuan tambahan selama sembilan tahun pertama mereka sekolah.
8. 66 persen siswa masuk ke perguruan tinggi.Dan tertinggi di erofa
9.  Nyaris semua siswa memilki kemampuan akademis yang merata
10. Kelas sains maksimal 16 siswa sehingga mereka dapat melakukan eksperimen praktis dalam setiap kelas.
.Science classes are capped at 16 students so that they may perform practical experiments in every class.

11. 93 persen masyarakat Finlandia lulus dari SMA.bahkan17,5  peresen lebih tinggi dari AS .
12. 43 persen dari Finlandia siswa sekolah menengah pergi ke sekolah kejuruan.
13.Siswa SD mendapatkan 75 menit dari istirahat sehari di Finlandia dibandingkan rata-rata 27 menit di Amerika Serikat.
43 percent of Finnish high-school students go to vocational schools.
14. Guru hanya menghabiskan 4 jam sehari di dalam kelas, dan mengambil 2 jam seminggu untuk “pengembangan profesional.”
Teachers only spend 4 hours a day in the classroom, and take 2 hours a week for “professional development.”
15. Finlandia memiliki jumlah  guru sebanyak di  New York City, namun siswa jauh lebih sedikit. Dengan perbandingan 600.000 siswa di finlandia dengan 1,1 juta di NYC.
Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat untuk kita semua.
Read more ...
Designed By VungTauZ.Com